Materi Biologi Tentang Sistem Koordinasi Atau Regulasi Dan Psikotropika
Hai sobat biologi. Materi kali ini kita akan membahas tentang Sistem Koordinasi Atau Regulasi Dan Psikotropika. Materi ini akan diajarkan pada siswa kelas XI semester 2. Semoga artikel ini dapat bermanfaat yaaa…
A. Sistem Saraf
Menurut buku ensiklopedia sains spektakuler, Tubuh Manusia 1, halaman 82, Sistem saraf manusia merupakan sistem paling kompleks dalam tubuh. Susunan saraf manusia merupakan bagian tubuh yang sangat kompleks dan dibentuk oleh lebih dari 100 juta sel saraf (neuron).
Sistem saraf berpusat di otak. Otak sebagai pusat saraf bekerja sedemikian rupa sehingga memungkinkan manusia dapat bergerak, berpikir dan melakukan segala aktifitas untuk kelangsungan hidupnya.
Neuron akan memberikan tanggapan terhadap perubahan (stimulus) dari lingkungan. Ransangan dapat berasal dari luar tubuh berupa bau, rasa, sentuhan, cahaya, suhu, tekanan ataupun beban berat.
Indra yang mampu menerima ransangan disebut reseptor luar (eksteroseptor). Selain itu ransangan juga berasal dari dalam tubuh itu sendiri seperti rasa lapar, kenyang, nyeri dan kelelahan. Stimulus ini akan disebarkan ke sel bagian neuron. Penyebaran ini disebut impuls saraf atau potensial aksi.
Impuls saraf meneruskan informasi ke neuron lain, otot, dan kelenjar. Untuk itu, susunan saraf membentuk dua fungsi besar yaitu sebagai berikut;
1. Stabilisasi kondisi internal
Stabilisasi ini meliputi tekanan darah, kandungan karbondioksida dan oksigen; pH, kadar glukosa darah, kadar hormon dan sebagainya.
2. Pola perilaku
Pola perilaku yang di maksudkan di sini, misalnya makan, reproduksi, pertahanan dan interaksi dengan makhluk hidup lain.
Secara struktural, saraf dibedakan menjadi dua yaitu sel saraf (neuron) dan sel glia.
1. Sel saraf (Neuron)
Sel saraf atau neuron adalah anatomis dan fungsional independen ciri morfologis majemuk. Neuron berperan dalam penerimaan, penghantaran, dan pemrosesan rangsang; pencetus aktivitas sel; dan pelepas neuro transmiter dan molekul-molekul penyampai informasi lainnya.
Neuron terdiri atas dendrit, badan sel, (perikarion), dendrit dan akson.
a. Badan sel
Badan sel berfungsi untuk menerima ransangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai energi untuk membawa ransangan.
b. Dendrit
Dendrit merupakan serabut saraf yang mempunyai juluran-juluran panjang, biasanya bercabang cabang dengan bentuk dan ukuran yang berbeda beda. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima stimulus dari lingkungan, dari sel epitel sensorik, atau dari neuron yang lain. Setelah itu, impuls dibawa menuju ke badan sel saraf.
c. Neurit/Akson
Akson (neurit) merupakan serabut saraf yang mempunyai juluran tunggal yang dikhususkan untuk membangkitkan atau meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf kesel saraf lain, sel kelenjar, dan serabut-serabut otot. Selain itu, akson juga berfungsi untuk menerima informasi dari neuron lain.
Berdasarkan ukuran dan bentuk julurannya, neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu;
a. Neuron multipolar, yaitu neuron yang mempunyai juluran lebih dari dua, satu sebagai akson dan satu sebagai dendrit.
b. Neuron bipolar, yaitu neuron dengan satu akson dan satu dendrit.
c. Neuron pseudopolar, yaitu neuron yang hanya terdiri atas juluran tunggal, terletak dekat perikarion yang bercabang dua.
Berdasarkan peran dan fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron motoris (efender) dan interneuron (neuron intermediet).
1. Neuron motoris (efender). Fungsinya membawa\meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke efektor. Strukturnya; dendrit pendek dan aksonnya panjang.
2. Neuron sensorik (afender). Fungsinya membawa rangsang ke sistem saraf pusat. Strukturnya; badan selnya bergelombang membentuk ganglia. Aksonnya pendek, sedangkan dendritnya panjang.
3, Interneuron (neuron intermediet). Fungsinya; menerima rangsang dari neuron sensorik atau neuron intermediet yang lain. Strukturnya; dendritnya panjang dan aksonnya ada yang pendek dan panjang.
Penghantar impuls dapat dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu sebagai berikut;
a. Prinsip Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Jika tidak ada rangsangan, maka neuron dalam keadaan istirahat. Muatan listrik di luar muatan membran neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah negatif. Keadaan seperti ini disebut polarisasi.
b. Prinsip Penghantaran Melalui Sinaps
Jika impuls tiba di tombol sinaps, maka terjadi peningkatan permeabilitas membran prasinaps terhadap ion Ca. Akibatnya, ion Ca dan gelembung sinaps melebur dengan membran prasinaps sambil melepaskan neurotransmiternya ke celah sinaps.
Neurotransmiter ini membawa impuls ke membran pascasinaps. Setelah menyampaikan impuls, neurotransmiter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membran postsinaps, misalnya asetikolinesterase. Jika neurotransmiternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Kolin dan asam etanoat ini kemudian disimpan ke dalam gelembung sinaps untuk dipergunakan lagi.
2. Susunan Saraf
Secara garis besar, sistem saraf dibedakan menjadi dua, yaitu sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom).
a. Sistem Saraf Sadar (Somatik)
Secara anatomis, susunan saraf sadar dibedakan menjadi susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi.
1). Susunan Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas dua bagian penting, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
a). Otak
Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh. Otak terbagi menjadi dua belahan (hemisfer) yang besar. Terletak di dalam tulang tengkorak yang diselubungi oleh jaringan yang disebut selaput meninges.
Selaput meninges tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan terluar (durameter) yang melekat pada tulang, lapisan tengah (arachnoid), serta lapisan dalam yang melekat pada permukaan sumsum (piameter).
Di antara dua membran sebelah dalam, terdapat cairan serebrospinali, yang berfungsi sebagai bantalan bagi otak terhadap benturan pada tengkorak.
Otak sebagai pusat koordinasi menerima impuls saraf dari tali spinal dan dari kranial yang secara langsungdatang dari rangsang mata, telinga bagian dalam, dan sebagainya. Oleh otak, rangsang-rangsang tersebut dikoordinasikan sedemikian rupa.
Proses organisasi tersebut merupakan kunci bagi fungsi otak, yaitu terkait dengan sensasi (perasaan), sadar, memori (ingatan), asosiasi satu stimulus dengan stimulus yang lain (misalnya dengan memori), dan aksi- aksi yang terkoordinasi sehingga menunjukan respons yang sesuai.
Otak terbagi menjadi empat bagian yaitu;
(1). Otak besar (serebrum) terdiri atas lobus frontalis (mengendalikan gerak otot motrik dan mengendalikan saraf (sensorik); lobus temporalis (sistem pendengaran); lobus oksipitalis (sistem penglihatan); dan lobus parietalis (peka terhadap perubahan panas, dingin, tekanan, dan sentuhan pada indra kulit).
(2). Otak depan. Mencakup talamus, hipotalamus, bagian dari kelenjar pituitri, dan kelenjar pineal. Talamus berfungsi menerima semua rangsangan yang berasal dari reseptor ke area sensorik serebrum, kecuali rangsang bau. Hipotalamus berfungsi mengatur suhu, nutrien, dan penumbuh sifat agresif.
(3). Otak tengah yang memegang peranan dalam hal refleks mata dan kontraksi otot yang terus menerus.
(4). Otak belakang. Bagian utama dari otak belakang ialah medula oblongata (sumsum sambung) dan serebulum (otak kecil). Otak belakang terletak di bagian belakang di bawah otak besar. Adapun fungsi otak kecil adalah mengoordinasikan kerja otot, tonus otot, keseimbangan, dan posisi tubuh.
Selain keempat bagian otak tersebut, terdapat sebuah ponsvaroli (jembatan varoli) yang terdiri atas serabut saraf yang berfungsi sebagai pusat yang menghantarkan rangsangan dari otak kecil.
b) Sum-Sum Tulang Belakang
Sum-sum tulang belakang (medula spinalis) terletak memanjang pada rongga tulang belakang sampai ruas tulang belakang yang kedua (vetebralumbasis). Pada bagian tengah atau pusat terdapat saluran sum-sum tulang belakang yang berisi cairan serebrospinal.
Adapun fungsi utama sumsum tulang belakang adalah sebagai penghubung implus dari dan ke otak dan memberi kemungkinan jalan pendek bagi gerak refleks.
2). Susunan Saraf Tepi
Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf, ganglia, dan ujung saraf.
a). Serabut saraf
Serabut saraf terdiri atas akson yang dibungkus oleh selubung khusus. Gabungan serat saraf akan berbentuk berbagai lintas pada otak, medula spinalis, dan saraf tepi. Pada susunan saraf tepi, semua akson tanpa miealin dibungkus dalam celah-celah sederhana dari sel schwann (selubung mielin). Serat saraf tanpa mielin ini tidak memiliki nodus ranvier karena sel schwann bersebelahan memanjang di gabung sel utuh.
Serat–serat saraf akan membentuk berkas-berkas menjadi saraf. Saraf akan mengedarkan komunikasi antar pusat diotak dan medula spinalis serta organ-organ sensorik dan efektor. Saraf terdiri atas serat aferen, serat yang membawa implus dari lingkungan menuju ke susunan saraf pusat; dan saraf eferen, serat yang membawa implus dari susunan saraf pusat menuju ke organ efektor.
Ditinjau dari bagian-bagiannya, susunan saraf tepi dibedakan menjadi saraf otak dan saraf tulang belakang. Saraf otak terdiri atas saraf sensorik, yaitu saraf yang hanya memiliki serat-serat sensoris (aferen); serat motorik, yaitu saraf yang hanya terdiri atas serat-serat yang membawa implus ke efektor; dan saraf campuran, yaitu saraf yang memiliki serat sensoris dan motoris.
Saraf tulang belakang (spinalis) berjumlah 31 pasang, merupakan gabungan antara saraf sensoris yang masuk ke akar dorsal dan saraf motoris yang keluar dari akar ventral. Selain itu, saraf spinalis merupakan lanjutan dari medula oblongta hingga ke vertebra lumbaris ke dua.
b). Ganglia
Ganglia merupakan struktur lonjong yang mengandung badan neuronal dan sel glia yang diperkuat oleh jaringan ikat. Ganglia berperan sebagi stasiun pemancar ke implus saraf transmisi. Arah implus saraf akan menentukan apakah ganglia berperan sebagai ganglia sensoris atau ganglia otonom.
Ganglia sensoris menerima implus eferen menuju susunan saraf pusat. Ganglia ini dibedakan menjadi dua, yaitu ganglia kranial dan ganglia spinal. Adapun ganglia otonom merupakan pelebaran membulat pada saraf otonom. Ganglia ini terletak dalam dinding saluran cerna.
c). Ujung saraf
Ujung saraf eferen berhubungan dengan reseptor sensoris dengan jaringan otot.
b. Sistem saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang mengontrol kegiatan organ-organ dalam, misalnya kelenjar keringat, otot perut, pembuluh darah, dan alat-alat reproduksi.
Sistem ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut;
1). Sistem Saraf Simpatik
Sistem saraf simpatik berpangkal pada sum-sum tulang belakang di daerah dada dan pinggang. Saraf simpatik berfungsi untuk memacu kerja organ-organ tubuh.
2). Sistem Saraf Parasimpatik
Sistem saraf parasimpatik berpangkal pada medula oblongata (sumsum lanjutan). Saraf ini berfungsi menghambat kerja organ-organ tubuh.
Di setiap saraf otonom ini hanya mengandung neuron efektor yang dihubungkan dengan sistem saraf pusat ke dalam organ efektor serta sebagian besar organ dalam dipersarafi oleh saraf simpatik dan parasimpatik.
Stimulasi dari sistem saraf simpatik pada umumnya berakibat merangsang kerja organ. Sebaliknya stimulasi oleh saraf parasimpatik pada umunya bersifat menghambat kerja organ. Jadi, efek kedua sistem saraf ini bersifat antagonis.
B. Hormon
Hormon diturunkan dari kata homaein yang artinya menggiatkan atau memacu. Hormon dihasilkan oleh suatu kelenjar, tetapi menjalankan fungsinya pada tempat lain. Penghasil hormon terbesar adalah kelenjar endokrin yang masuk ke dalam sistem peredaran darah. Hormon merupakan senyawa protein ataupun senyawa steroid.
Macam-macam kelenjar endokrin pada tubuh manusia antara lain;
1. Kelenjar Hipofisis (Pituitari)
Kelenjar hiposis terletak dalam rongga tulang dari tulang sfenoid yang disebut Sela tursika.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior antara lain;
1. Hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan (Growth Hormone). Fungsinya meransang pertumbuhan tubuh. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan kretinisme (kekerdilan)
2. Hormon Tirotropin. Meransang sekresi kelenjar tiroid
2. Kelenjar Epifises
Kelenjar ini terdapat di bagian atas. Sampai sekarang belum dapat diketahui dengan pasti hormon yang dihasilkan dan pengaruhnya.
3. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan di sebelah bawah jakun dan kaya akan pembuluh darah. Kelenjar tiroid berperan dalam produksi hormon penting pada proses metabolisme, pertumbuhan, dan oksidasi dalam tubuh.
4. Kelenjar Anak Gondok (Gladula Paratiroid)
Kelenjar ini menyekresikan hormon yang dinamakan parathormon (PTH). Kelenjar anak gondok terdiri atas empat struktur kecil menempel di permukaan belakang kelenjar tiroid. Peranan hormon ini adalah untuk metabolisme kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+) dalam darah.
5. Kelenjar Kacangan (Glandula Timus)
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbun horman somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
6. Kelenjar Anak Ginjal (Glandula Adrenal)
Kelenjar adrenal adalah kelenjar yang kaya akan persediaan darah. Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal sehingga disebut juga kelenjar suprarenalis. Bagian luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut medula adrenal.
a. Medula adrenal menghasilkan hormon adrenalis (epinefrin). Hormon ini sering disebut hormon kerja, fungsinya meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung akibat adanya penyempitan pembuluh darah. Selain itu, hormon ini juga berfungsi mengubah gikogen (gula otot) menjadi glukosa (gula darah). Adrenalin berfungsi mengatur kadar gula dalam darah sampai 0,1%.
b. Korteks arenal (bagian luar) menyekresikan beberapa hormon yaitu sebagai berikut:
1). Hormon gluko-kertikoid. Hormon ini berperan dalam mengubah lemak dan protein ke metabolit-metabolit intermediet yang kemudian diubah menjadi glukosa. Oleh karena itu, hormon ini berperan dalam menaikkan kadar glukosa darah, termasuk di dalam hormon gluko-kartikoid adalah kortisol dan kortikosteron.
2). Mineralokortikoid (hormon kortikoid). Hormon ini berperan dalam reabsorpsi natrium dan CI- dalam tubulus ginjal sehingga tekanan osmosis menjadi seimbang. Keadaan ini mengakibatkan volume dan tekanan darah menjadi normal. Hormon ini menyebabkan penyakit adison yang gejalanya antara lain tekanan darah rendah dan nafsu makan hilang. Pada tingkat tertentu dapat menyebabkan kematian, terutama pada pengidap penyakit ini selama dua tahun.
7. Kelenjar Langerhans (Pankreas)
Kelenjar Langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Hormon insulin berfungsi mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula otot (glikogen) di hati sehingga mengurangi kadar gula dalam darah.
8. Kelenjar Kelamin
Testis merupakan kelenjar kelamin laki-laki yang mengandung sel Leydig. Sel-sel Leydig testia menghasilkan hormon testoteron yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder biasanya ditandai dengan suara menjadi besar, dada bertambah bidang, tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu (kumis, janggut, cambang, dan di sekitar kemaluan). Di samping itu, hormon testosteron juga memegaruhi proses spermatogenesis.
Ovarium adalah kelenjar kelamin wanita yang menyekresikan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini berpengaruh terhadap pertumbuhan kelamin sekunder pada wanita.
C. Alat Indra
1. Indra Penglihatan
Mata merupakan organ indra penglihat yang kompleks. Mata terletak dalam orbital, yaitu struktur tengkorak yang melindunginya. Pada mata terdapat reseptor khusus cahaya yang disebut fotoreseptor.
Berikut ini ada beberapa bagian bola mata beserta fungsinya;
a. Konjungtiva, berfungsi untuk melindungi kornea dari gesekan.
b. Sklera, berfungsi untuk melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan memungkinkan melekatnya otot mata.
c. Kornea, berfungsi untuk memungkinkan lewatnya cahaya dan merefleksikan cahaya.
d. Koroid, mengandung pembuluh darah, berfungsi sebagai penyuplai refleksi cayaha dalam mata.
e. Badan siliaris, berfungsi untuk menyokong lensa.
f. Iris (pupil), berfungsi untuk mengendalikan ukuran pupil, sedangkan pigmennya mengurangi lewatnya cahaya.
g. Lensa, berfungsi sebagai pefokus dengan mengubah bentuk.
h. Retina, mengandung sel batang yang kerucut.
i. Fovea (bintik kuning), bagian retina yang mengandung sel kerucut.
J. Bintik buta, daerah tempat saraf optik yang meninggalkan bagian dalam pola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang.
k. Vitreushumor, menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk bola mata.
i. Aqueushumor, menjaga bentuk kantong bola mata.
Mata yang normal adalah yang dapat memfokuskan sinar-sinar sejajar yang masuk ke mata sehingga jatuh tepat ke bintik (retina) sehingga benda dapat dilihat dengan jelas.
Kelainan pada mata antara lain sebagai berikut;
a. Miopi (mata dekat)
Miopi disebabkan oleh bayangan benda jatuh didepan retina karena bola mata terlalu panjang (cembung) kelainan ini dapat ditolong dengan kaca mata lensa cekung.
b. Hipermetropi (mata jauh)
Hipermetropi disebabkan oleh bayangan benda jatuh di belakang retina karena bola mata terlalu pendek atau bola mata terlalu pipih.
Kelainan ini dapat ditolong dengan kaca mata lensa cembung.
c. Astigmatisma
Astigmatisma terjadi karena kecembungan kornea tidak merata, sehingga bayangan tidak terfokus (kabur). Kelainan ini dapat ditolong dengan kacamata lensa silinder.
2. Indra pendengar
Indra pendengar memiliki peran dominan terhadap semua rangsang auditif, yaitu rangsangan yang berupa suara. Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi fibrasi mekanik atau getaran yang lazim disebut suara. Fibrasi mencapai indara pendengar (telinga) melalui bantuan udara sebagai penghantar.
Telinga bagian luar yang terdiri atas daun telinga dan liang telinga berfungsi membantu mengonsentrasikan gelombang suara. Rongga telinga tengah, sedangkan rongga telinga dalam terisi oleh organ-organ pendengaran dan cairan limfa, terdiri atas tulang-pendengaran.
3. Indra Peraba dan Perasa
Kulit tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Pada lapisan epidermis terdapat reseptor untuk rasa sakit dan tekanan lemah mekanoreseptor. Pada dermis terdapat resptor untuk panas, dingin dan tekanan yang kuat.
4. Indra Pengecap
Lidah sebagai indara pengecap,fungsinya berdasarkan zona lidah. Berbagai rangsangan kimia yang keluar dari tubuh kita akan diterima reseptor kimia. Salah satunya adalah berupa tunas pengecap terdapat pada lidah.
5. Indra Pembau/Penciuman
Berdasarkan struktur epitel olfaktori tersusun atas dua sel resptor yang dapat dibedakan berdasarkan fungsi masing-masing. Di antara sel pembau terdapat sel penunjang atau penyokong. Reseptor bau dan pengecap saling berhubungan dan bekerja sama. Indra pembau menerima stimulus gas, sedangkan indra pengecap menerima stimulus cair.
D. Narkotika dan Pengaruhnya Pada Sistem Saraf
1. Pengertian Narkotika
Narkotika adalah bentuk murni maupun campuran atau yang berasal dari tanaman candu (papafer somniferum), ganja (cannabis), dan koka (erythroxylon). Selain itu jenis-jenis narkotika yang tergolong bahan alami, sintesis, maupun semisintesis.
Obat-obat tersebut sangat berbahaya jika penggunaanya disalahgunakan. Penyalahgunaan penggunaan obat dapat menyebabkan efek ketergantungan atau ketagihan pada penderita. Keadaan demikian disebut adiksi (addicion).
Penggunaan zat psikoaktif dapat dilakukan melalui;
1. Mulut (merokok dengan pipa atau sigaret)
2. Hidung (mengisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misalnya kokain)
3. Kulit (menyuntikannya ke dalam otot atau vena)
Obat psikoaktif diklasifikasikan menurut cara obat itu memengaruhi pemakaiannya, yaitu;
a. Depresensia
Depresensia adalah obat-obat untuk meredakan kegiatan saraf dan fungsi tubuh sehingga menurunkan aktifitas pemakaiannya.
b. Stimulansia
Stimulansia adalah obat-obat yang merangsang kegiatan saraf sehingga mengurangi rasa kantuk dan lapar serta menyebabkan perasaan gembira berlebihan.
c. Halusinogen
Halusinogen adalah obat-obatan yang dapat menimbulkan perubahan perasaan,pemikiran,kesadaran diri,dan emosi pada seseorang sehingga ia tidak mampu membedakan antara realitas dan fantasi
Bahan-bahan yang tergolong zat adiktif lainnya adalah alkohol, zat yang mudah menguap, dan menimbulkan halusinasi.
a. Alkohol. Efek kerja pada alkohol adalah memperlambat kerja sistem saraf pusat, memperlambat refleks motorik, menekan pernapasan, denyut jantung. Alkohol juga menyebabkan perilaku kekerasan, kehilangan kesadaran sehingga meningkatkan resiko kecelakaan lalu lintas.
b. Zat yang mudah menguap (lem alica aibon, tiner, bensin, spritus). Zat ini menimbulkan perasaan senang yang berlebihan, pusing, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan. Pengaruh kesehatan pada manusia yaitu merusak otak, liver, ginjal dan paru-paru.
c. Zat yang menimbulkan halusinasi. Zat ini memberikan efek pada sistem saraf pusat untuk mengacaukan kesadaran dan emosi pengguna, perasaan sejahtera dan perubahan proses pikir.
2. Penyalahgunaan Narkotika
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya ialah pemakaian narkotika dan obat berbahaya diluar indikasi medik, tanpa petunjuk atau resep dari dokter, pemakaian sendiri secara relatif teratur atau berkala sekurang-kurangnya selama satu bulan.
3. Faktor-faktor yang berperan pada penyalahgunaan narkotika
Faktor-faktor yang berperan dalam penyalahgunaan narkotika antara lain;
a. Faktor kepribadian (anti sosial)
b. Kondisi kejiwaan, kecemasan, dan depresi
c. Kondisi keluarga, meliputi keutuhan keluarga, kesibukan orang tua, dan hubungan antara orang tua dan anak
d. Kelompok teman sebaya
e. Ketersediaan dan kemudahan memperoleh narkotika dan obat-obat berbahaya
4. Dampak Peyalahgunaan Narkotika
Beberapa dampak penyalahgunaan narkotika adalah sebagai berikut;
a. Kemerosotan fisik
Kemerosotan fisik meliputi keadaan-keadaan sebagai berikut;
1) Kurang gizi
2) Infeksi kulit dan eksim kulit
3) Penyakit infeksi lainnya
b. Kerusakan mental
c. Kehancuran masa depan
5. Tanda-Tanda Umum Penyalahgunaan Narkotika
Tanda umum penyalahgunaan narkotika dapat ditengarai dengan perubahan sikap, perangai, dan kepribadian yang meliputi sebagai berikut;
a. Sering membolos, kurang disiplin, dan merosotnya nilai-nilai pelajaran
b. Mudah tersingung, mudah marah, sering menguap, dan mengantuk, malas dan tidak mempedulikan kebersihan diri.
c. Suka mencuri, dimulai dari barang-barang kecil untuk membiayai kebutuhannya membeli narkotika dan obat-obat berbahaya.
d. Sering menggunakan baju lengan panjang untuk menyembunyikan luka suntik pada lengan dan memakai kacamata hitam untuk menyembunyikan perubahan warna dan ekspresi matanya akibat penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya.
6. Langkah-langkah Penanggulangan
Langkah-langkah untuk menangulanggi bahaya narkotika dan obat berbahaya lainnya adalah sebagai berikut:
a. Upaya penyuluhan yang lebih intensif dan profesional untuk meningkatkan keadaran masyarakat tentang bahaya narkotika dan obat berbahaya lainnya.
b. Pembinaan remaja dengan pendekatan persuasif dan dari remaja ke remaja.
c. Peningkatan kehidupan beragama di keluarga, sekolah, dan masyarakat.
d. Mengenali penyalahgunaan narkotika secara dini.
Sekian dulu sobat materi tentang Sistem Koordinasi Atau Regulasi Dan Psikotropika. Terima kasih semuanya. Salam Merdeka Belajar!
Penulis; Martha Paol Nabu
Referensi; Ririn, Safitri. 2016. Biologi Untuk SMA/MA XI. Surakarta. Mediatama
Ninik, Suspriyati. 2012. Biologi Untuk SMA/MA XI. Sidoarjo. Masmedia
Posting Komentar untuk "Materi Biologi Tentang Sistem Koordinasi Atau Regulasi Dan Psikotropika"